Skip to content

Penandatanganan MoU untuk Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi di Provinsi Sulawesi Barat

Pada hari Kamis, 17 Januari 2024, di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar, Sulawesi Selatan, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai langkah awal persiapan pelaksanaan Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi Bagi Dokter dan Bidan di Provinsi Sulawesi Barat.

Kegiatan ini dihadiri oleh  Kepala BBPK Makassar, Bapak dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO, Ketua Indonesian Centre For Nutrition Studies (ICONS) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc, Plt. Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat, Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat dan Tim Kerja Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat.

Dalam sambutannya, Plt. Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin sebelumnya dalam pelaksanaan pelatihan pelayanan kontrasepsi. Ia menyampaikan bahwa pada tahun 2022 telah dilatih sebanyak 99 orang Bidan, dan pada tahun 2023 dilatih sebanyak 38 orang Bidan dan 1 orang Dokter di 6 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa MoU tersebut menjadi langkah strategis dalam memastikan kelancaran pelaksanaan pelatihan tahun 2024. Targetnya adalah melatih sebanyak 50 peserta Dokter dan Bidan, dibagi dalam 2 angkatan masing-masing 25 peserta.

Dalam penandatanganan MoU ini, ditekankan bahwa program pelatihan pelayanan KB bagi tenaga kesehatan, terutama dokter dan bidan, adalah upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB. Hal ini sejalan dengan tujuan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), salah satu indikator derajat kesehatan. Data BPS pada tahun 2023 mencatat bahwa AKI di Sulawesi Barat mencapai 274 kasus.

Pelaksanaan pelatihan diharapkan dapat mendukung peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi, dengan dampak positif pada peningkatan peserta KB Baru dan KB Aktif. Selain itu, diharapkan juga berkontribusi pada penurunan jumlah Angka Kematian Ibu dan Bayi, serta penurunan angka stunting di Provinsi Sulawesi Barat.